Suara dari kata itu
membuat orang-orang menjadi gila. Apakah kata itu? Cinta, tentu saja, apa lagi?
Cinta telah begitu banyak dipuja oleh seluruh dunia mengatasi semua yang
dianggap berharga yang patut diperhatikan di dalam mengatasi kehidupan
seseorang. Bagi seorang umat Buddha, khususnya yang mengenal Abhidhamma, cinta
dapat dianalisa ke dalam berbagai tipe kesadaran / pikiran – baik atau tidak
baik, spontan atau dengan ajakan, diliputi perasaan senang atau netral, berkait
dengan pandangan keliru atau dengan pengetahuan, dan sebagainya. Perusak
permainan! Kata seorang romantis, Bagaimana kamu bisa menganalisa cinta ke
dalam tipe-tipe kesadaran?
Para pe-meditasi pandangan
terang, bahkan akan melakukannya lebih daripada sekedar menganalisa. Mereka
mengamati perasaan-perasaan dan emosi-emosi sebagaimana munculnya,
memperhatikannya sebagai faktor batin yang muncul dan padam, yang tidak kekal
atau tanpa substansi. Tidak ada yang seperti itu. Mereka tidak pernah
memberikan kesempatan bagi keterikatan untuk tumbuh, selalu waspada menjaga
dirinya tidak mengatakan, mengapa membuat sesuatu yang indah seperti cinta nampak begitu buruk, tak berguna. Namun, kemudian,
tidakkah itu seharusnya lebih baik berada di sisi yang lebih aman – Saya
maksudkan dengan tetap tidak melekat? Namun, mungkin, kamu adalah satu dari
mereka yang tidak memikirkan penderitaan yang diminta oleh cinta yang saya tak
memiliki apapun untuk mengatakannya.
Ketika saya memulai
pembicaraan ini, saya termenung sejenak. Maksud saya, bertanya-tanya kemana
saya harus pergi mencari cerita cinta untuk ditulis? “Apa” seseorang berseru,”
Di tiap langkah kamu berada, di sana ada cinta,”Saya bertanya-tanya apa
maksudnya ketaka saya menyadari,”Ah, dia benar.” Setiap orang yang berjalan di
sekitar kita sudah berkeluarga atau akan berkeluarga, cepat atau lambat. Dan
bagaimana menurutmu bahwa itu terjadi ? Kecuali perkawinan yang telah
direncanakan sebelumnya yang sekarang lebih kurang sudah tertinggal, selebihnya
jatuh melalui panah bunga dewi asmara yang melanda dua hati dnegan sangat dalam
melalui dan membuat mereka terluka. Tidak aneh, Barbara Cartland tidak pernah
kekurangan cerita baginya untuk tetap menulis.
Oleh karena itu, untuk
menulis cerita ini, saya harus mewawancarai orang lain. Saya harus berjuang
untuk membuat orang lain membicarakan sesuatu yang agak pribadi. Prinsip dasar
saya adalah saya tidak memiliki maksud apapun untuk menulis cerita pasaran
terbaik yang nakal. Saya hanya bermaksud untuk melihat di bagian mana perhatian
murni dapat berperan di dalam ilmu kimia emosional ini.
Apakah cinta itu ?
Ketika saya menanyakan
pertanyaan ini kepada sahabat muda, dia hanya menengadahkan kepalanya dengan
putus asa dan menjawab: “Jangan bertanya kepada saya. Saya adalah seorang pria
yang bingung.” Saya menduga ia pasti masih jatuh cinta. Ketika orang-orang lain
mendengar tentang pengobatannya, mereka tersenyum, seolah-olah mengerti
kesedihannya.. Tidaklah mudah bila problema emosional seperti cinta berhadapan
denganmu. Tak lama lagi, hal itu akan membanjiri dan membingungkan batinmu
sedemikian rupa sehingga setiap kemampuanmu untuk beralasan dengan jelas akan
berada sejauh galaksi yang terdekat. Inilah yang dikatakan oleh seorang teman
saya sebagai kegilaan sementara. Cinta sejenis inilah yang datang dengan nafsu
dan keterikatan yang kuat. Satu sore ketika saya bertanya kepada sekelompok
orang muda perihal yang sama, saya mendapatkan daftar jawaban sebagai berikut :
- Cinta
adalah ketika kamu nyata bertanggung jawab bagi orang lain dan ingin
bersamanya
- Cinta
adalah banyak pengorbanan
- Cinta
adalah nafsu
- Cinta
adalah kebaikan
- Cinta
adalah memanjat sebuah gunung
- Cinta
mirip dengan mirip, sebuah cerita dongeng
- Cinta
tidak memiliki arti
- Cinta
adalah satu kata dengan empat huruf
- Cinta
adalah penderitaan
- Cinta
adalah berbahaya
- Cinta
adalah memeluh anak anjing yang hangat
- Cinta
adalah makanan.
Baiklah,
cinta adalah banyak hal bagi banyak orang. Namun apapun mereka jadinya, mereka
dapat dikelompokkan ke dalam 2 kategori:
- Cinta yang tidak egois: Ini adalah jenis cinta yang menjaga
dan mengharapkan kebahagiaann dan kesejahteraan pihak lain.
- Cinta egois: Ini adalah jenis cinta yang mengharapkan
untuk memiliki dan melekat kepada pihak lain. Cinta ini datang
dengan nafsu dan diikuti dengan
kecemburuan dan kekecewaan.
Kedua jenis cinta ini seringkali ditemui bercampur di dalam proporsi yang
berbeda, dan apabila kita tidak dapat membedakanya, mereka tak dapat dibedakan.
Tidaklah mudah untuk menemukan kemunculan sebuah cinta yang tidak egois yang
murni karena orang-orang cepat menjadi melekat terhadap sesuatu yang
menyenangkan. Sedangkan cinta egois, sangatlah banyak. Hanya dengan membayar
sebuah kunjungan ke rumah pelacuran dan kamu akan akan mengetahui apa yang saya
maksudkan.
Apa yang memberikan
ketertarikan kepada cinta egois adalah kesenangan dan kenikmatan yang muncul
bersamanya. Namun demikian, setelah inisiasi kesenangan, muncul pengorbanan
lain setelah pengorbanan, atau sebuah bangun pagi yang menyakitkan akibat
mabuk-mabukan. Sebuah komitman harus dibuat oleh seorang atau pihak kedua, yang
seringkali dalam bentuk sebuth penandatanganan kontrak pernikahan atau hanya
pemanis mulut yang disertai janji-janji yang mengharapkan. Di dalam
kenyataannya, ini adalah sebaris kesulitan untuk didefinisikan dan oleh karenanya
waspadalah! Kebanyakan orang tidak berpikir cukup serius mengenai hal ini
sampai akhirnya mereka terbakar. Buku-buku komentar Buddha Dhamma menceritakan
kepada kita bagaimana dengan hanya melihat seseorang cinta, kedua pencinta itu
terhempas menjadi debu oleh kekuatan nafsunya. Maklum, bukanlah jawabannya.
Menjadi bhikkhu / pendeta lebih masuk akal asalkan kamu bertahan di dalam
meditasi selama sisa kehidupanmu.
Bahkan, di dalam kasus
cinta tidak egois di mana pengorbanan terlibat untuk mengusir menjadi “bahagia”,
kita juga mendengar banyak keluhan. Pengorbanan yang ekstrim akan mengubah
menjadi sesuatu yang dipandang “edan” oleh orang-orang pragmatik. Hal itu
melibatkan perjalanan penderitaan bertahun-tahun yang tak terbayangkan seperti
melempar kehidupan lalu seseorang.
Namun, itulah yang oleh
Sang Buddha lakukan demi memenuhi kesempurnaanya, merenungkan pengetahuan yang tanpa banding sehingga membuat beliau
mampu menunjukkan jalan untuk menyelamatkan banyak mahluk seperti beliau yang
dapat menyeberangi lingkaran kematian dan kelahiran – penderitaan, menuju
perealisasian Nibbana
No comments:
Post a Comment